What would you like to find?

BACA ARTIKEL TERBARU KAMI

Artikel

candi blandongan

Keindahan Candi Blandongan di Batujaya

Jika Anda ingin merasakan perjalanan menembus lorong waktu, Candi Blandongan bisa menjadi destinasi yang layak dikunjungi. Terletak di tengah hamparan sawah Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, candi ini bukan hanya peninggalan arkeologi biasa. Ia adalah saksi bisu peradaban kuno yang pernah berjaya di tanah Jawa bagian barat.

Sebagai salah satu situs terpenting di Kompleks Percandian Batujaya, Candi Blandongan menyimpan kisah panjang yang menarik untuk digali—dari arsitektur unik, temuan artefak keagamaan, hingga perannya sebagai situs cagar budaya. Mari kita simak lebih dekat apa saja fakta menarik dari Candi Blandongan!


Fakta tentang Candi Blandongan Karawang

Sebagai situs percandian terbesar di Kompleks Batujaya, Candi Blandongan menyimpan banyak fakta menarik yang mengungkap kejayaan masa lampau. Dari sisi arsitektur, fungsi religius, hingga sejarahnya, Candi Blandongan memiliki kisah yang mendalam.

Selain itu, candi ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Jawa Barat pada masa awal Masehi. Berikut beberapa hal penting dan menarik yang perlu Anda ketahui tentang candi ini!

1. Arsitektur dan Fitur Bangunan

Candi Blandongan memiliki denah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 25 x 25 meter, menjadikannya salah satu candi terbesar di wilayah Batujaya. Keempat sisi candi dilengkapi tangga naik, yang mengarah ke bagian tengah candi—sebuah struktur utama berbahan bata yang diperkirakan dahulu menjulang sebagai stupa.

Yang unik, bangunan inti dari candi ini berada di dalam struktur luar, sebuah ciri khas yang jarang ditemukan pada candi-candi Buddha lain di Indonesia. Arsitekturnya menyerupai punden berundak, lengkap dengan pelipit dekoratif di dinding seperti pelipit kumuda, pelipit sisi genta, dan gerigi. 

Sisa-sisa lepa berwarna putih dan beton stuko juga ditemukan, mengindikasikan bahwa bagian atas candi pernah dilapisi dengan material khusus sebagai elemen estetika maupun struktural.

Peneliti Agustijanto Indrajaya dari BRIN bahkan menyebut bentuk gapura membulat di akses utama sebagai salah satu keunikan tersendiri—gaya yang diyakini berasal dari pengaruh arsitektur India, terutama kawasan Nalanda.

2. Temuan Menarik Arkeologi

Penggalian arkeologis yang berlangsung dari 1992 hingga 2013 menemukan sejumlah artefak penting yang menegaskan fungsi keagamaan candi ini. Salah satu temuan yang paling menonjol adalah amulet dan votive tablet berbahan tanah liat yang bergambar tokoh-tokoh Buddha serta tulisan yang diduga sebagai mantra.

Selain itu, ditemukan pula arca Buddha, manik-manik, gerabah, struktur yang belum teridentifikasi, serta kerangka manusia. Penemuan-penemuan ini memperkuat dugaan bahwa Candi Blandongan berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan spiritual masyarakat Buddha di masa lampau.

Seluruh benda temuan kini disimpan dan dilindungi di Museum Situs Cagar Budaya Batujaya untuk menjaga kelestariannya. Ini juga memungkinkan kita sebagai pengunjung untuk bisa melihatnya dari waktu ke waktu dalam wujud aslinya.

3. Usia dan Sejarah

Meski belum ada catatan pasti mengenai tahun pembangunan Candi Blandongan, para arkeolog memperkirakan bahwa situs ini berasal dari abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Beberapa data hasil pertanggalan karbon bahkan menunjukkan kemungkinan lebih tua, yaitu sekitar abad ke-2 hingga ke-4 Masehi.

Banyak pakar menyebut bahwa candi ini dibangun pada masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu-Buddha tertua di wilayah Jawa Barat. Kerajaan ini memiliki pengaruh besar di wilayah Karawang, Bekasi, Bogor, hingga Banten dan DKI Jakarta saat ini.

Candi Blandongan pertama kali disurvei oleh tim dari Universitas Indonesia pada tahun 1984. Proses ekskavasi besar-besaran dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sejak tahun 1992 dan berlanjut hingga dekade berikutnya. Bangunan yang awalnya terkubur sedalam 2 hingga 3 meter di bawah sawah, kini sudah dapat dinikmati dalam wujud yang lebih utuh.

4. Sebuah Cagar Budaya di Indonesia

Pada tahun 2018, Candi Blandongan resmi ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya tingkat Kabupaten Karawang melalui SK Bupati Karawang No. 646.02/Kep.533-Huk/2018. Saat ini, kawasan candi telah dipagari dan dikelilingi taman yang tertata rapi, dengan pepohonan yang menambah suasana sejuk dan damai.

Dari total 49 situs purbakala yang telah teridentifikasi di kawasan Batujaya, Candi Blandongan menempati posisi paling sentral dan monumental. Dengan luas kawasan percandian mencapai 300 hektare, hanya sebagian lahan yang dijadikan zona perlindungan, sementara sisanya tetap digunakan sebagai permukiman dan sawah oleh warga.

Kini, candi ini tidak hanya menjadi lokasi studi dan penelitian, tetapi juga tempat ibadah umat Buddha, serta destinasi wisata sejarah dan budaya yang terbuka untuk umum. Tertarik mengunjunginya?

Warisan Leluhur, Tanggung Jawab Kita. Mari Jaga Bersama!

Melalui Candi Blandongan, kita tidak hanya mempelajari masa lalu, tetapi juga merasakan kebesaran peradaban nenek moyang kita. Situs ini menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa.

Sebagai generasi penerus, kita semua memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya seperti Candi Blandongan. Kunjungi, pelajari, dan banggakan! Mari jadikan candi ini bukan hanya tempat wisata, tetapi juga ruang edukasi dan refleksi spiritual.

Jangan lupa, saat berkunjung ke situs ini, jaga sikap dan kebersihan. Hormati nilai sakralnya, karena bagi sebagian orang, candi ini masih menjadi tempat ibadah yang suci. Yuk, lestarikan sejarah—karena warisan leluhur adalah tanggung jawab kita bersama!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *