What would you like to find?

BACA ARTIKEL TERBARU KAMI

Artikel

Istilah dermatologist tested

Label ‘Dermatologist Tested’ di Skincare: Apa Sih Maksudnya?

Secara sederhana, dermatologist tested adalah suatu validasi bahwa suatu produk telah melalui uji coba oleh ahli kulit sehingga aman digunakan. Namun, pemahaman sebenarnya lebih luas dari itu. Apa sebenarnya makna dari istilah yang cukup familiar tersebut? Bagaimana cara menentukannya berikut penerapannya? Simak penjabaran lengkapnya hingga akhir untuk mengetahui lebih jauh.


Apa Itu Dermatologist Tested?

Pengertian dermatologist tested
Source: Canva

Berbicara arti secara harfiah, ‘dermatologist’ artinya spesialis kulit, sedangkan ‘tested’ artinya teruji. Bila digabungkan, istilah itu berarti telah teruji oleh spesialis kulit. Jadi, para dokter yang memiliki spesialisasi kesehatan dan kecantikan kulit melakukan uji coba toleransi suatu bahan atau produk langsung pada individu yang bersedia menjadi sukarelawan. Apa tujuan penelitiannya?

Memastikan reaksi penerimaan – baik positif maupun negatif – dari sukarelawan uji coba. Melalui hasil yang didapatkan, dokter spesialis tersebut dapat menganalisa reaksi proaktif dan kontradiktif dari penggunaan produk pada kulit sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pula, klaim keunggulan produk dapat disertakan secara valid melalui penggunaan label ‘dermatology tested’.

Apa saja yang dapat diketahui melalui proses pengujian spesialis kulit tersebut?

  • Mengetahui kecocokan produk dengan kasus dan tipe kulit tertentu.
  • Mengetahui reaksi iritasi dan alergi yang muncul terhadap kondisi kulit yang khusus atau salah satu jenis kulit.
  • Mengetahui tingkat keparahan reaksi iritasi dan alergi terhadap penggunaan produk tersebut.

Singkatnya, dermatologist tested adalah prosedur pengujian langsung pada kulit manusia sebagai objek untuk mengetahui kualitas dan kontradiksi suatu produk. Banyak manfaat yang diperoleh suatu merek – apalagi produk perawatan dan kosmetik wajah bila mendapatkan label ‘telah teruji klinis’ setelah proses pengujian selesai, yaitu:

  • Lebih mudah menarik kepercayaan investor untuk kebutuhan pengembangan dan pemasaran produk.
  • Kepengurusan untuk penjualan di drugstore, klinik kecantikan, apotek, hingga minimarket lebih mudah.
  • Memenangkan hati konsumen juga lebih mudah karena label tersebut memberikan rasa aman dalam penggunaannya.

Tidak heran bila kemudian label ‘dermatologically tested’ menjadi sesuatu yang sangat diupayakan, khususnya oleh produk perawatan kecantikan.

Bagaimana Proses Dermatology Tested?

Proses dermatologist tested
Source: Canva

Lantas bagaimana hingga label ‘telah teruji klinis’ bisa didapatkan oleh suatu perusahaan dan terpampang pada kemasan produk? Bisa dibilang, proses dermatologically tested adalah serangkaian prosedur yang cukup panjang karena harus mempertimbangkan akurasi hasil pengujian dan efek samping terhadap relawan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Tahap pencarian relawan yang bersedia mengikuti uji klinis dan tidak akan mengajukan tuntutan hukum terhadap efek samping di masa depan karena sifatnya dilakukan sukarela.
  • Tahap pengujian menggunakan teknik Human Repeated Insult Patch (HRIP) atau pengaplikasian produk yang tengah diuji secara berulang langsung di kulit relawan.
  • Tahap istirahat untuk memberikan waktu terhadap kulit untuk beradaptasi sekaligus bereaksi terhadap pemakaian produk.
  • Tahap evaluasi untuk menyusun kesimpulan penerimaan, penolakan, maupun kasus tertentu yang muncul akibat penggunaan produk pada masing-masing peserta pengujian yang ikut serta.

Laporannya akan dijadikan pertimbangan terkait perilisan atau perbaikan terhadap produk. Ketika perusahaan memutuskan untuk merilis, maka label ‘dermatologically tested’ akan ditempelkan pada kemasan maupun ditonjolkan saat melakukan aktivitas promosi. Namun, label tulisan yang tertera pada kemasan hanya akan menyertakan keterangan teruji secara klinis tanpa disertai dengan rincian lainnya.

Kalau Dermatology Approved Apakah Sama?

Lantas, apakah dermatologist tested adalah sama dengan dermatology approved? Banyak yang salah paham tentang dua istilah ini dan menganggapnya sama, padahal berbeda. Jika dermatology tested artinya telah dilakukan uji klinis pada manusia secara langsung oleh spesialis kulit, maka istilah satunya berarti direkomendasikan oleh para ahli sehingga sangat melekat dan populer.

Contohnya, ketika ada pasien yang datang dengan keluhan jerawat, setelah melakukan proses analisa dan diagnosa, paramedis merekomendasikan suatu produk. Bahkan meskipun sang pasien mencari second opinion di tempat lain, banyak yang merekomendasikan produk yang sama. Itulah yang dimaksud approved oleh para dermatologis. Biasanya, produk tersebut juga sudah melalui uji klinis.

Bedanya dengan Hipoalergenik

Sudah paham perbedaan di atas, maka Anda juga perlu mengetahui bahwa dermatology tested juga berbeda dengan produk hipoalergenik. Produk yang menyertakan klaim hypoallergenic artinya produk-produk yang meminimalisir reaksi alergi terhadap pengguna dengan kulit sensitif. Sebagaimana diketahui bahwa karakter kulit sensitif sangat mudah mengalami iritasi, peradangan, dan gangguan kesehatan kulit lainnya.

Jika dermatologist tested merupakan pengujian produk yang sudah jadi di bawah pengawasan spesialis kulit, maka hypoallergenic merupakan proses dari formulasi produk tersebut. Dalam pembuatannya, diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak mengandung bahan yang dapat memicu reaksi alergi seperti alkohol, pewangi, atau bersifat comedogenic.

Tentu, tidak ada jaminan produk hypoallergenic 100% aman untuk pengguna dengan tipe kulit sensitif. Namun, risiko alergi seperti iritasi dan radang dapat diminimalisir semaksimal mungkin melalui penggunaan formulasi produk yang aman. Label hypoallergenic juga biasanya ditempelkan pada kemasan untuk menarik para konsumen dengan tipe kulit sensitif.

Sedangkan prosedur dermatologist tested baru akan dilakukan para produk hypoallergenic untuk memastikan klaim formulasi minim alergi. Sederhananya, dermatologically tested bisa dilakukan pada produk hypoallergenic, sedangkan urutan sebaliknya tidak berlaku. Jadi, label pertama memang masih sangat kuat dampaknya.

Apakah Label Dermatology Tested dan Hipoalergenic Bisa Diandalkan?

Kehandalan label dermatologist tested dalam konteks pemilihan produk skincare
Source: Canva

Jadi, apakah label  hypoallergenic dan dermatology tested adalah dua hal yang bisa diandalkan dalam pemilihan produk skincare? Jawabannya tentu saja bisa, khususnya jika Anda termasuk dalam kategori yang memiliki tipe kulit sensitif. Sebagaimana disinggung sedikit di atas bahwa kategori kulit yang sensitif sangat cocok dengan produk dengan kedua label tersebut. 

Sebab, produk-produk yang telah mengantongi dua label di atas sangat kecil resikonya mengakibatkan gangguan pH kulit dan penyumbatan pori-pori yang menjadi faktor utama pemicu munculnya iritasi dan peradangan pada kulit sensitif. Meskipun demikian, Anda tetap memerlukan konsultasi dengan dokter ahli terkait penggunaan jangka panjang maupun reaksinya terhadap tipe kulit yang lain.

Bagaimana Esmoir Bisa Membantu Saya?

Lantas, di mana tempat terbaik untuk mendapatkan konsultasi, analisa, diagnosa, hingga treatment terbaik untuk berbagai jenis kulit? Tentu saja Esmoir Clinic jawabannya. Esmoir merupakan klinik perawatan dan kecantikan kulit yang telah berizin resmi dengan keterlibatan langsung para spesialis dengan berbagai pilihan treatment yang lengkap. Pilihannya antara lain:

Tentu produk-produk skincare yang digunakan untuk menunjang beragam perawatan tersebut juga telah lolos uji klinis dan approved oleh para dermatologis. Anda bisa mewujudkan kulit glowing dan awet muda sesuai idaman di Esmoir Clinic.

Berhati-hati Memilih Produk Skincare

Sudah paham bukan bahwa dermatologist tested adalah label yang membuktikan produk telah dilakukan pengujian terhadap reaksi alergi. Meskipun demikian, untuk hasil terbaik, lebih baik selalu berkonsultasi terlebih dahulu dan pastikan lagi kandungannya kepada spesialis. Sebab, banyak sekali oknum produsen nakal yang sengaja menempelkan label demi meningkatkan penjualan. Selalu hati-hati, ya!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *